SEMANGAT MENUNTUT ILMU, MENERAPKAN DAN MENYAMPAIKAN KEPADA SESAMA
SEMANGAT MENUNTUT ILMU,
MENERAPKAN DAN MENYAMPAIKAN KEPADA SESAMA
ﻭﻣﺎﻜﺎﻥﺍﻠﻣﺅﻤﻧﻭﻥﻠﻳﻧﻔﺮﻭﺍﻜﺎﻔﺔ ﻔﻠﻮﻷﻨﻓﺮﻤﻥﻜﻞﻓﺮﻘﺔﻤﻨﻬﻡﻄﺎﯩﻓﺔﻟﻳﺗﻓﻗﻬﻭﺍ
ﻔﻰﺍﻟﺪﻴﻥﻮﻟﻳﻧﺫﺭﻭﺍﻘﻭﻤﻬﻡﺍﺬﺍﺭﺠﻌﻭﺍﺍﻟﻳﻬﻡﻟﻌﻟﻬﻡﻳﺣﺫﺭﻮﻦ
“tidak sepatutnya bagi
mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya” (QS At-Taubah :122)
MUHASABAH
Pada masa sekarang sekolah
seakan-akan tempat mencari nilai tapi bukan mencari ilmu. Begitulah umumnya
motivasi anak ketika sekolah dan menancap betul di dalam hati. Hal ini menjadi orientasi dan tujuan dalam
perjalanan pendidikan pelajar sekarang. Padahal harus disadari jika nilai
bukanlah segalanya. Ketika masuk SMA, pada umumnya yang tergambar dalam pikiran
pelajar adalah bagaimana harus mendapat nilai bagus dengan grafik yang
meningkat secara konsisten, bukannya menurun. Pelajar dituntut SEMANGAT
Belajar, MENGAMALKAN dan MENYAMPAIKAN ILMUuntuk belajar demi mendapat nilai
yang baik, jika hasil tidak sesuai maka rasa menyesal bahkan putus asa
menyelimuti.
Jika seseorang belajar hanya berorientasi pada nilai, akan
tetapi yang diperoleh bukan nilai yang baik, sehingga dia merasa tidak
tahu apa yang telah pelajari, semua seperti biasa saja, setelah ulangan atau
ujian semuanya serasa hilang. Hal ini berarti ilmu itu hilang dan rasanya tidak
ada lagi yang tersisa. Namun jika orientasi belajar adalah ilmu maka kehidupan
pelajar menjadi lebih bermakna, dia selalu merasakan kepuasan setiap selesai
belajar, dan tanpa di kejar pun nilai meningkat fantastis.
Sesungguhnya ketulusan niat dan kesabaran dalam melakukan
segala kegiatan sangat diperlukan, bukan hanya untuk mengejar sesuatu.
Seseorang akan rela belajar hingga pagi, hanya untuk mengejar kepuasan belajar,
kenikmatan belajar akan di peroleh. Berbeda sekali ketika belajar hanya untuk
mengejar nilai, sangat susah bagi seseorang untuk belajar hingga tengah malam,
susah untuk memfokuskan diri. Jadi intinya, kita harus melakukan sesuatu dengan
tulus dan tanpa mengharapkan imbalan, atau jangan hanya meminta atau
mengharapkan imbalan dari apa yang kita kerjakan, semuanya itu akan berjalan
beriringan sesuai dengan yang kita kerjakan.
Kalimat tauhid
adalah dasar agama dan asas segala kesempurnaan. Tanpa tauhid, seluruh amalan
akan tertolak. Oleh sebab itu, terutama pada masa permulaan islam, para sahabat
Rasulullah lebih banyak bersungguh-sungguh dalam mendakwahkan kalimat tauhid
dan sibuk berjihad melawan orang kafir, sehingga mereka belum sempat mencurahkan
perhatian khusus terhadap ilmu. Walaupun demikian, semangat, gairah, serta
kesungguhan mereka telah menghasilkan inti-inti ilmu Al-Qur’an dan Hadits, yang
masih terpelihara walaupun 1400 tahun berlalu. Ini merupakan bukti yang jelas,
setelah zaman permulaan Islam berlalu, ketika datang kemudahan bagi mereka, dan
jamaah-jamaah yang berdakwah semakin bertambah, maka turunlah ayat yang artinya
:
TUNTUNAN MENUNTUT ILMU
1.
Pengertian
Kata ilmu dalam bahasa
Indonesia berasal dari kata al-‘ilmu dalam bahasa Arab. Secara bahasa
(etimologi) kata al-‘ilmu adalah bentuk masdar atau kata sifat dari kata
`alima – ya`lamu- `ilman. Dijelaskan bahwa lawan kata dari al-‘ilmu
adalah al-jahl (bodoh/tidak tahu). Sehingga jika dikatakan alimtu
asy-syai’a berarti “saya mengetahui sesuatu”.
Sementara secara istilah
(terminologi) ilmu berarti pemahaman tentang hakikat sesuatu. Ia juga merupakan
pengetahuan tentang sesuatu yang diketahui dari dzat (esensi), sifat dan
makna sebagaimana adanya. Dalam kitab Tafsir Aisar at-Tafaasir dijelaskan bahwa:
Artinya
: “Ilmu itu adalah jalan menuju rasa takut kepada Allah, barang siapa yang
tidak mengenal Allah, maka dia tidak mempunyai rasa takut pada-Nya. Sesungguhnya yang takut kepada Allah
diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama”
2.
Semangat Menuntut Ilmu
Umat Islam wajib
menuntut ilmu yang selalu dibutuhkan setiap saat. Ia wajib shalat, berarti
wajib pula mengetahui ilmu mengenai shalat. Diwajibkan puasa, zakat, haji dan
sebagainya, berarti wajib pula mengetahui ilmu yang berkaitan dengan hal
tersebut, sehingga apa yang dilakukannya mempunyai dasar. Dengan ilmu berarti
manusia mengetahui mana yang harus dilakukan mana yang tidak boleh dilakukan.
Demikian juga dalam hidup kemasyarakatan, interaksi antar sesama manusia juga
harus di dasari dengan ilmu, sehingga tercipta suatu masyarakat yang kondusif
dan damai. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat At Taubah ayat 122 :
Artinya : “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin
itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di
antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka
dapat menjaga dirinya”. (QS.
At Taubah : 122)
Ayat di atas memberikan pemahaman kepada kita bahwa sebagai
orang beriman; semangat, tenaga dan pikiran tidak dibenarkan hanya untuk usaha
memenuhi kepuasan nyata seperti perang. Akan tetapi semangat, tenaga dan pikiran juga untuk usaha menuntut
ilmu terutama pengetahuan agama untuk
kemanfaatan diri sendiri dan orang lain. Ilmu merupakan penuntun manusia
memahami ayat-ayat Allah baik Qauliyah maupun Kauniyah sehingga mampu mamaknai
hakekat hidup dan akhirnya memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.
Dalam menuntut
ilmu hendaklah tetap tabah dan sabar dalam menghadapi berbagai macam bahaya dan
ujian mental yang muncul. Sebab gudang kesuksesan adalah di dalam menghadapi
cobaan. Maka siapa yang ingin berhasil maksud dan tujuan menuntut ilmu harus
bersabar menghadapi banyaknya cobaan. Syeh Az-Zarnuji dalam kitab Ta’limul
Muta’allim mangatakan, pernah
kudengar sya’ir yang konon
merupakan gubahan dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah
:
Artinya :
·
Ingatlah, kamu tidak
akan memperoleh ilmu pengetahuan kecuali dengan enam perkara ; yang akan
kujelaskan semua kepadamu secara ringkas.
·
Yaitu : kecerdasan,
minat yang besar, kesabaran, bekal yang cukup, petunjuk guru, dan waktu yang
lama.
3. Patuh kepada Orang Tua dan Guru
Selain syarat tersebut di atas kunci kesuksesan dalam ilmu adalah patuh
kepada orang tua dan guru, yaitu menghormati mereka baik ketika masih hidup
maupun sudah meninggal. Kita harus bersikap sopan dan santun kepada orang tua
dan guru baik dalam ucapan maupun perbuatan, selalu mendoakan mereka jika sudah
meninggal minimal setiap setelah shalat.
Orang yang paling dekat dan berjasa kepada kita adalah kedua
orang tua. Merekalah yang membawa kita ke dunia ini dengan izin Allah. Betapa
besar jasa mereka sehingga kita tidak akan mampu menghitung dan membalasnya. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita
harus berbakti kepada kedua orang tua. Allah menempatkan kewajiban berbakti
kepada orang tua pada peringkat kedua setelah kewajiban menyembah Allah swt. Firman
Allah swt dalam Al Qur’an surat Al Isra’ ayat 23 :
Artinya: Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. Al Isra’ : 23)
Begitu besarnya jasa orang tua kita
sehingga keridlaan dan kemurkaan Allah tergantung pada keridlaan dan kemurkaan
keduanya. Rasulullah saw bersabda:
Artinya:”Keridaan Allah tergantung pada keridaan orang tua dan kemurkaan
Allah tergantung pula pada kemurkaan keduanya.” (HR. Tabrani).
Guru adalah orang yang telah
mendidik dan mengajarkan ilmu kepada kita. Dalam paradigma Jawa, guru
bermakna “digugu dan ditiru”. Dikatakan digugu (dipercaya) karena guru memiliki
seperangkat ilmu yang memadai, yang karenanya ia memiliki wawasan dan pandangan
yang luas dalam melihat kehidupan ini. Dikatakan ditiru (diikuti) karena
guru memiliki kepribadian yang utuh, yang karenanya segala tindak tanduknya
patut dijadikan panutan dan suri teladan oleh peserta didiknya. Pengertian ini
diasumsikan bahwa tugas guru tidak sekedar transformasi ilmu, tapi juga
bagaimana ia mampu menginternalisasikan ilmunya pada peserta didiknya.
Guru yang menjadikan kita
orang beriman, mengerti hal yang baik dan buruk, gura juga menjadikan kita
orang yang pandai dan memahami ilmu pengetahuan, sehingga kita akan memperoleh
kedudukan yang tinggi di hadapan Allah dan manusia sebagaimana firman Allah
swt:
Artinya: ”Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa
derajat.” (Q.S. Al-Mujahadah:11)
Di
samping itu, para penuntut ilmu dijanjikan oleh Rasulullah saw. akan diberikan
kemudahan jalan ke surga. Perhatikan hadits di bawah ini:
مَنْ
سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا اِلَى
الْجَنَّةِ ـ رواه مسلم
Artinya:
“Barang siapa menempuh
suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju
surga.” (HR. Muslim).
KEDUDUKAN ORANG YANG
MENUNTUT ILMU
1.
Diberikan Kemudahan Masuk Surga
Nabi Bersabda yang artinya :
“ Barang siapa
berjalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga
“ ( HR. MUSLIM )
2.
Terbebas dari Kebinasaan.
ﻗﺎﻞﺭﺴﻮﻞﷲﺻﻠﻰﻋﻠﻳﻪﻮﺴﻠﻡ:ﻜﻦﻋﺎﻠﻣﺎﺃﻮﻤﺗﻌﻟﻣﺎﺃﻮﻣﺴﺗﻤﻌﺎﺃﻮﻣﺣﺑﺎﻮﻻﺘﻛﻥﺨﻤﺴﺎﻔﺘﻬﻠﻙ
|
Artinya :
Rasullah bersabda: “ Jadilah kamu orang
yang pandai ( Mengajar Ilmu), atau pelajar ( Orang yang Menuntut Ilmu ), atau
pendengar ( Ilmu ) atau Pencinta Ilmu, dan janganlah kamu menjadi orang yang
kelima ( orang yang tidak mau mengajarkan ilmu, tidak mau belajar, tidak mau
mendengarkan ilmu, tidak mau mencintai ilmu), maka kamu akan menjadi orang
binasa”.
3.
Dijauhkan dari pemimpin yang Bodoh
Nabi Bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya Allah
tidak mencabut ilmu ( Pengetahuan ) dengan mencabutnya dari hamba-Nya, akan
tetapi Ia akan mencabut ilmu tersebut dengan cara mencabut ( nyawa ) para
ulama, sehingga apabila tidak ada ulama, maka orang-orang akan mengangkat
pemimpin-pemimpin yang bodoh, apabila mereka ditanya kemudian memberi fatwa(
nasihat) tanpa ilmu pengetahuan maka mereka akan sesat dan menyesatkan.” ( HR.
BUKHARI )
4.
Diangkat derajatnya oleh Allah
Ada dua kelompok manusia yang dijanjikan oleh
Allah akan diangkat derajatnya. Kedua kelompok manusia itu adalah : orang yang
beriman dan orang-orang berilmu pengetahuan. Firman Allah....
.......ﻴﺮﻓﻊﷲﺍﻠﺬﻴﻦﺍﻤﻧﻭﻤﻧﻛﻢﻭﺍﻠﺬﻴﻦﺍﻭﺗﻭﺍﺍﻠﻌﻠﻢﺪﺮﺟﺖ
Artinya:
“ Allah Akan
mengangkat ( derajat ) orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat ......”( QS. MUJADAALAH/58;11 )
5.
Memperoleh kebahagian
dunia akhirat
Nabi Muhammad saw. Bersabda :
ﻤﻥﺍﺮﺍﺪﺍﻠﺩﻨﻳﺎﻓﻌﻠﻳﻪﺒﺎﻠﻌﻠﻢﻮﻤﻥﺍﺭﺍﺪﺍﻷﺨﺭﺓﻓﻌﻠﻳﻪﺒﺎﻠﻌﻢﻮﻣﻦﺍﺭﺍﺪﻫﻣﺎﻓﻌﻠﻳﻪﺒﺎﺍﻠﻌﻠﻢ
Artinya:
“ Barang siapa menginginkan kebahagiaan dunia, maka
wajiblah ia memiliki ilmunya, dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan
akhirat, maka wajiblah ia memiliki ilmunya, dan barang siapa yang menginginkan
kebahagiaan keduanya, maka wajiblah ia memiliki ilmu keduanya pula “ ( HR. BUKHARI
dan MUSLIM )
KUNCI SUKSES MENUNTUT
ILMU
1.
Perilaku Hormat dan
Patuh Kepada Orang Tua
Orang tua telah banyak berjasa kepada anaknya. Islam
telah mewajibkan para orang tua untuk mendidik anaknya dan juga
kewajiban-kewajiban yang lain. Setiap anak wajib membalas kebaikan orang tua
mereka dengan patuh dan menghormati mereka senantiasa mendo’akan mereka.
Diantara cara untuk hormat dan patuh terhadap orang tua adalah :
a.
Menjawab dan mendatangi ketika
dipanggil orang tua
Ketika orang tua memanggil anaknya, tentu ada maksud
dan tujuannya. Oleh karena itu, apabila orangtua memanggil anaknya, maka
seorang anak harus segera datang. Jangan sekali-kali hanya menjawab dari
kejauhan. Itu akan membuat mereka jengkel dan marah
b.
Berbicara dengan lemah lembut dan
bahasa yang santun
Sebagai wujud kesantunan, ketika seorang anak
berbicara kepada orang tuanya hendaknya menggunakan bahasa yang lemah lembut.
Hindari bahasa yang kasar atau bahasa gaul yang biasa kita utarakan kepada
teman sebaya kita. Allah sangat melarang kita untuk berbicara keras dan nada
membentak kepada Orang tua.
c.
Ikut membantu orang tua
Anak yang baik akan membantu orang tua ketika mereka
sibuk dan membutuhkan pertolongan. Seorang anak harus pandai mengerti dengan
cara membantu sesuai dengan kemampuan.jangan sesekali kita merasa masa bodoh
dengan kerepotan orang tua kita.
d.
Tidak memotong pembicaraan orang tua
Ketika orang tua sedang berbicara, baik kepada anaknya
maupun kepada orang lain, seseorang anak harus mendengarkan terlebih dahulu
sampai selesai. Tidak boleh seorang anak memotong pembicaraan orang tua. Bila
seorang anak ingin menanggapi pembicaraan orang tua, maka ia harus menunggu
sampai pembicaraan tersebut selesai.
e.
Mendengarkan, menghayati, dan
melaksanakan nasihat orang tua
f.
Memohon ridhonya
g.
Merawat orang tua yang sedang sakit
Ketika orang tua sudah berusia lanjut, mereka selalu
ingin diperhatikan dan dilayani, termasuk ketika sedang sakit. Oleh karena itu,
seorang anak harus merawat dan mengusahakan pengobatan secara ikhlas.
h.
Selalu Mendo’akan Orang Tua
ﺭﺏﺍﻏﻔﺮﻠﻰﻮﻠﻭﻠﺩﻯﻭﺍﺭﺤﻣﻬﻣﺎﻜﻣﺎﺭﺒﻴﻧﻲﺼﻐﻴﺭ
Artinya:
“ Ya Robbku ! Ampunilah aku,
dan juga Ibu Bapakku, dan Sayangilah keduanya sebagaimana mereka telah
menyayangi aku pada waktu kecil .” ( HR. TIRMIZI)
2.
Perilaku Hormat dan
Patuh Kepada Guru
Banyak
sekali jasa seorang guru kepada muridnya. Oleh karena itu seorang murid wajib
menghormati dan mematuhi gurunya. Banyak cara untuk menghormati dan mematuhi
guru antara lain :
a.
Menegur dan Mengucapkan Salam
Sebagai
murid biasakan jika berjumpa dengan guru jangan bersikap acuh, masa bodoh,
menghindar, bahkan lari dari pandangan guru. Seorang guru sangat berjasa
terhadap kehidupan murid dan kita harus menghargainya.
b.
Berbicara dengan Bahasa yang Santun
Guru
bukanlah orang yang gila hormat. Akan tetapi menghormati dan mematuhi seorang
guru adalah kewajiban seorang murid. Apabila berbicara dengan seorang guru, hendaklah
seorang murid menggunakan bahasa yang sopan dan santun. Tunjukkan sikap rendah
hati dihadapan seorang guru.
c.
Taat dan Patuh
d.
Mendengarkanpenjelasan mereka
e.
Bersilaturahmi
Menjaga
silaturahmi dengan seorang guru merupakan perilaku yang sangat terhormat.
Bersilaturahmi dengan seorang guru akan memberikan tambahan ilmu dan pengalaman
sehingga menambah bekal dan keberkahan hidup. Sempatkan dalam waktu-waktu
tertentu, seperti Idul Fitri untuk bersilaturahmi dengan guru.
f.
Mendo’akan guru.
Mendo’akan
ibu dan bapak guru menjadi bagian dari bentuk menghormati jasa-jasa seorang
guru. Do’akanlah agar semua guru kita diberikan kesehatan, umur yang berkah,
dan mendapatkan pahala dari iman dan amal kebaikan.
RENUNGAN
Saat dilahirkan
kita tidak mengerti apa pun. Berkat jasa orang tua dan para gurulah kita bisa
belajar dan mengetahui ilmu pengetahuan.
Ilmu
pengetahuan harus digunakan untuk amal kebaikan
|
RANGKUMAN
1. Menuntut ilmu merupakan
kwajiban bagi sitiap muslim, dengan ilmu seseorang akan dapat memenuhi
kebutuhan duniawi maupun ukhrawi.
2. Ilmu bisa
deperoleh hanya dengan cara dan etika yang benar serta sabar menghadapi cobaan.
3. Islam telah
memberikan tuntunan menuntun ilmu yang benar sehingga bisa bermanfaat bagi diri
sendri dan orang lain.
4. Ilmu
merupakan identitas manusia yang membedakannya dengan makhluk lain
5. Ilmu tidak bisa diperoleh dengan mudah, dibutuhkan
syarat-syarat khusus diantarangan adalah patuh kepada orang tua dan guru agar
mendapatkan ilmu yang manfaat dan barakah.
6. Orang tua dab guru harus dihormati, jika mereka
masihi hidup kita harus sopan dan santun serta tidaka mnyakiti hati mereka,
jika sudah meninggal arus kita doakan.
7. Ulama terdahulu telah mencontohkan cara-cara yang
dilakukan sehingga memperoleh ilmu yang membawa manfaat bagi kita sampai
sekarang.
cara menerapkan dan penyampaiannya mana mas?
ReplyDeleteiya mas maaf dipostingan yang lain akan saya buat mas
Deleteterima kasih atas saran dan masukkannya
Semoga jadi amal jariyah untuk penulis.. aamiin..
ReplyDeleteaamiin ya Allah
Deleteaamiin ya Allah
Deletejos
ReplyDeletemakasih mas
Deletemasih belajar perlu bimbingan lagi
Baguss
ReplyDeletemakasih
Deleteterus belajar dan berusaha menjadi amal jariah mas
Bagus 👍
ReplyDelete